Mengenal TANGGUH Probiotik dan Decomposer



Mengenal TANGGUH Probiotik dan Decomposer KOPASSUS kita
(Pasukan Khusus Teman Petani, Peternak, dan Pembudidaya ikan)
Oleh: Fahmi Rosyadi, SP.
(Direktur Supply produk TANGGUH, peneliti, dan konsultan PT. Natural Nusantara)

Semakin Majunya Bioteknologi di dunia akhir-akhir ini banyak sisi positif yang bisa dimanfaatkan untuk membntu kehidupan manusia dan lingkungannya. Sebagian komponen pemanfaatan biotek adalah dengan menggunakan microorganisme (jasad renik) dalam membantu segala proses di sekitar kehidupan manusia maupun lingkungan. Seiring dengan kemajuaan itu, Research n Development (R & D) PT. Nasa menghadirkan produk hasil pengembangan bioteknologi yang berbasis microorganisme/mikrobia, yaitu TANGGUH yang disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan Indonesia di sektor Agrokomplek.

Mengacu pemanfaatannya dan kebut uhannya tersebut maka PT. NATURAL NUSANTARA menghadirkan Produk ini dengan merk TANGGUH decomposer (Decomposer) dan TANGGUH probiotik (Probiotik)
Rp 70,000


TANGGUH Decomposer
Sesuai dengan namanya maka fungsi utama microbia yang terkandung di TANGGUH dekomposer adalah jenis-jenis microba yang membantu proses penguraiaan bahan-bahan organik (khususnya organ yang sudah mati) maupun bahan-bahan anorganik. Bahan Organik yang diurai adalah bahan organik yang masih tersusun dalam ikatan kompleks (rantai carbon panjang) menjadi bahan organik yang lebih sederhana (rantai carbon pendek). Dengan ikatan yang lebih sederhana maka penguraian tersebut akan lebih mudah diproses dalam sistem metabolisme makluk hidup, khususnya tanaman. Senyawa sederhana tersebut selanjutnya dalam proses decomposisi atau penguraian lebih lanjut akan dihasilkan unsusr-unsur atau ion-ion. Unsur-unsur ion inilah yang selanjutnya akan diserap oleh akar menjadi hara/nutrisi/makanan tanaman. Proses ini dalam mekanisme konsep PIKAT NASA (Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu NASA) masuk sebagai faktor yang tidak langsung dalam menyuplai nutrisi tanaman.

Selain menyuplai nutrisi tidak langsung di atas, dalam mekanisme penggemburan tanah, peran mikroba di dalam TANGGUH decomposser sifatnya adalah langsung , karena disini mikroba akan bersinergi dengan faktor-faktor PIKAT yang lain seperti  enzim  dan asam-sasam organik, dalam menghancurkan senyawa-senyawa organik kompleks di tanah menjadi lebih  sederhana yang mendukung penggemburan tanah. Berikut Bakteri di dalam TANGGUH
a. Mikroba Pelarut Phosphat dan Kalium
Sistem kerjanya adalah melarutkan atau memecah Phospat menjadi unsure phosphor yang bersifat ionic sehingga mudah diserap oleh akar. Pelarutan tersebut bisa berlangsung dalam proses acidifikasi (sekresi asam-asam organic oleh bakteri), Chelasi (pengikatan), dan pertukaran kation (kation Exchange) (Gerke, 1992). Pospat di dalam tanah-tanah tertentu akan sulit tersedia ke tanaman karena terikat oleh Besi, Aluminium, dan kalsium karbonat (sample et al, 1980). Sehingga penerapan TANGGUH decomposer ini akan membantu proses pelepasan pospat dari mineral-mineral dan senyawa tersebut sehingga phosphate akan diserap oleh akar phosphate adalah factor terbesar yang menyebabkan tanah-tanah mengalami pengerasan. Dengan introduksi mikroba pelarut phospat baik dari kategori bakteri maupun jamur(fungi), maka senyawa phospat yang banyak diberikan ke tanah dalam bentuk pupuk TSP/SP-36 yang sangat keras akan lebih cepat diuraikan atau dilarutkan.
Mikrobia pelarut phospat yang sudah dianalisa dalam kandungan produk TANGGUH decomposer adalah jenis Basillus sp, Aspergillus sp, Tricoderma, pseudomonas dsb. Namun demikian jika diindektifikasi lebih lanjut akan didapatkan lebih banyak lagi jenis bakteri pelarut phospat di TANGGUH decomposer ini.

Selain Bakteri pelarut phospat, di dalam TANGGUH decomposer juga trekandung bakteri pelarut kalium. Bakteri pelarut kalium dapat melarutkan tepung mineral kalium seperti, “illite” dan “Orthoclases”, dengan melalui produksi dan eksresi asam organic (Friedrich et al. 1991, Ulman et al. 1996). Hal ini mendukung konsep PIKAT (Pengelolaan Intensif Kesuburan Alami Terpadu) Terpadu NASA) dimana adanya asam-asam Organik dan mikrooganisme mempunyai peran penting dalam menyediakan unsure-unsur Hara dan membantu proses penggemburan tanah. Dengan demikian adanya Bakteri pelarut Kalium di dalam TANGGUH decomposer ini, maka akan meningkatkan kelarutan di tanah-tanah sebai akibat sisa-sisa pemakaian pupuk KCI/KNO3 yang masih tinggi, dan dapat mempermudah akar untuk menyerap unsure-unsur Kalium yang dilarutkan dalam kondisi ionic. Jenis Bakterium dalam TANGGUH decomposer yang berperan untuk melarutkan kalium adalah jenis Bacillus sp.
b.Mikroba penambat N dan mikrobia penyusun Nitrat (Penyuplai kebutuhan N tanaman).
Beberapa bakteri yang terkandung di dalam TANGGUH decomposer mempunyai kemampuan dalam menambat atau mengikat Nitrogen dari udara. Penambatan atau pengikatan tersebut dilakukan secara bebeas oleh jenis Azotobacter sp. Yang sudah diidentifikasi keberadaannya di dalam TANGGUH decomposer.

Berbeda dengan jenis rizobium yang banya dikenal sebagai bakteri pengikat Nitrogen dimana keberadaannya harus bersimbiosis dengan akar tanaman, Bakteri Azotobakter ini tergolong bakteri non simbiotik yang keberadaanya  sangat bebas di sekitar rizosfer akar.

Namun demikian kemampuan di dalam mengikat Nitogen bebas sama baiknya dengan bakteri simbiotik, dan selanjutnya mengkonversi Nitrogen tersebut menjadi ammonia (NH3). Selain itu Nitrogen yang diikat juga bisa diubah (disintesa) menjadi sel protein.

Selanjutnya pada saat fase kematian melalui proses mineralisasi protein tersebut, terbentuklah Nitrogen yang tersedia sebagai Nutrisi tanaman.

Selain mikrobia penambat N, di dalam TANGGUH decomposer juga ada kandungan mikrobia yang mensintesa Nitrat. Nitrat inilah yang kemudian akan mensuplay Nitrogen (N) ke dalam tanaman. Nitrat ini dibentuk dari penguraian ammonia menjadi Nitrit yang dilakukan oleh Bakteri Nitrifikasi, dan selanjutnya Nitrit akan diubah menjadi Nitrat yang sifatnya sudah ionic sehingga mudah diserap oleh akar tanaman. Proses pengubahan Nitit menjadi Nitrat dibantu oleh Bakteri Nitratasi.

Proses oksidasi enzimatik perubahan ammonium menjadi nitrit dan selanjutnya menjadi nitrad digambarkan sebagai berikut:
2 NH4 (ammonia) + 3 O2 Oksidasi enzimatik 2 NO2 (Nitrit)  + 2 H2O + Energi ( Bakteri Notosomonas) 2 NO3 + O2 Oksidasi Enzimatik 2 NO3 (Nitrat) + Energi (Bakteri Nitrobacter) (Damanik, dkk,2010).
c. Mikroba Pembentuk Hormon tanaman (Fitohormon)        
Beberapa jenis Mikroba yang terkandung di dalam tangguh juga bisa berperan sebagai penghasil Fitohormonatau pengatur tumbuh tanaman (growth regulator). Hormone yang dihasilkan merupakan metabolit hasil proses metabolisme damlam sel mikrobia yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Mikrobia yang menghasilkan fitohormon ini umumnya bersifat endofit atau masuk ke jaringan tanaman. Contohnya adalah dari jenis pseudomonas sp.

Mikrobia di dalam tangguh juga bisa menghasilkan IAA (Indole Acetic Acid), hal ini diperkuat oleh hasil penelitian joetono et al, 1973, yang menyimpulkan bahwa jenis-jenis Bakteri bakteri penambat Niktrogen, pelarut phospat dan kalium juga mempunyai kemampuan dalam menghasilkan hormone Indole Acetic Acid (IAA) / AUKSIN.
Selain fungsi diatas, mikrobia dalam TANGGUH decomposer juga dapat menghambat pertumbuhan mikrobia lain yang bersifat patogenik. Beberapa bakteri tersebut bisa menghasilkan senyawa antibiotic yang menghambat pertumbuhan mikrobia-mikrobia yang merugikan tanaman Contohnya  jenis Lactobacillus yang menghasilkan senyawa anti bacteria yang mematikan bakteri, jamur, maupun mikrobia lain yang bersifat patogenik. Selain itu juga jamur Trichoderma sp, yang kemampuannya menghasilkan senyawa Viridein bisa menghambat pertumbuhan jamur yang menyebabkan penyakit tanaman seperti rebah semai (phytiom), jamur akar putih (Righidopus olygosporus), dan jamur Ganodherma yang banyak menyerang tanaman sawit

TANGGUH Probiotik
Istilah probiotik berlaku bagi mikroorganisme yang memberikan kebaikan jika ditambah ke dalam lingkungan tertentu, Baik lingkungan yang berada didalam tubuh mahkluk hidup maupun lingkungan diluar mahkluk hidup seperti dilingkungan perairan (aquaculture).
Probiotik ini akan menciptakan kondisi yang kondusif dan nyaman bagi kehidupan di sekitarnya jika ditambahkan ke dalamnya . sehingga dengan demikian inang dan habitat yang ditumpangi akan semakin sehat dan kondusif bagi berlangsungnya kehidupan di dalamnya.

1.       TANGGUH probiotik untuk pencernakan Ternak dan Ikan
TANGGUH Probiotik mengandung beberapa jenis Mikrobia yang mempunyai peranan penting dalam ekosistem usus ternak dan ikan. Penambahan Mikrobia  baik (good microbia) dalam TANGGUH probiotik akan menjaga keseimbangan ekosistem dalam pencernakan atau usus ternak dan ikan, sekaligus akan mengeleminir pertumbuhan mikrobia maupun dalam pencernakan ternak dan ikan. TANGGUH probiotik ini akan membantu efektifitas VITERNA di dalam menyuplai mineral, vitamin, dan nutrisi di dalam sistem pencernakan ternak, ikan dan udang.
Mekanisme membuat kondisi tidak nyaman dan penghambatan pertumbuhan mikrobia jelek atau patogenik di dalam sistem pencernakan adalah
  1. Dihasilkannya metabolit dalam bentuk senyawa senyawa antimikrobia misalnya nisin, Lacktocidin, hidrogen perosida dan senyawa antimikrobia lain. 
  2.  Kompetisi dalam menyerap nutrisi esensial, karena sekresi senyawa antimikrobia diatas membuat mikrobia yang merugikan terhambat dan kalah dalam kompetisi ini. 
  3. Kemampuan beberapa jenis mikrobia dalam TANGGUH probiotik untuk, hal ini didukung dengan kemampuan beberapa mikrobia seperti Lactobacillus, streptococus, Lactococcus sp. Di dalam TANGGUH probiotik yang menghasilkan metabolit yang sifatnya masam, kondisi ini menyebabkan beberapa mikrobia patogen terhambat pertumbuhannya dan mati. 
  4. Penguasaan permukaan dinding usus untuk menempel mikrobia TANGGUH probiotik yang membuat mikrobia yang merigikan tidak mendapat media untuk hidup 

Sedangkan fungsi lain bagi ternak atau ikan adalah :
Dapat menciptakan kekebalan tubuh
  1.  Mengurangi kembung karena kemampuan menyerap gas dari mikrobia TANGGUH probiotik ini 
  2.   Meningkatkan penyerapan Lactosa akan diubah menjadi gulka sederhana yang mudah diserap. 
  3. Menurunkan kadar kolesterol dalam daging ikan dan ternak, hal ini karena kemampuan dari mikrobia dalam usus atau lambung hewan dalam melarutkan lemak dan mengubahnya menjadi energi. 
  4. Meningkatkan penyerapan Nutrisi, Vitamin, dan Antioksi dan dari makanan yang diberikan. 
  5.   Menekan pertumbuhan E.coli, salmonella sp dan bakteri2 patogen lain, sehingga tercipta keseimbangan dalam lambung dan usus ternak dan ikan.

Untuk mencapai manfaat itu, khusus pemakaian TANGGUH probiotik untuk ternak besar (RUMINANSIA) sangat efektif jika dicampurkan dengan pakan hijauan, jerami, dsb. Hal ini selain akan meningkatkan kualitas dari pakan Hijauan/jerami juga membantu usus dan lambung dalam mempercepat penyerapan nutrisi dari pakan tersebut. Selain itu diharapkan pada saat musim kering dimana di beberapa daerah susah untuk mendapatkan hijauan, akan membantu ketersediaan pakan ternak. Karena bisa disubstitusi dari jerami padi, cangkang buah kakao dsb. Pemakaian TANGGUH probiotik untuk fermentasi pakan ternak, hal ini karena dalam proses fermentasi tersebut senyawa-senyawa karbohidrat, Protein, Lemak dalam bentuk rantai panjang akan diubah menjadi senyawa rantai pendek seperti gula, amylum (pati), asam amino, dan asam-asam lemak yang aroma dan rasanya lebih disukai oleh ternak. Selain itu juga membantu proses penyerapan jika sudah masuk tubuh ternak.
2.  TANGGUH Probiotik untuk ekosistem kolam dan tambak
Keberadaan Mikrobia 2 TANGGUH probiotik di ekosistem perairan khususnya untuk budidaya udang atau ikan sangat-sangat diperlikan, karena akan membantu ikan dan udang untuk tidak mudah stress sehingga secara otomatis akan meningkatkan kekebalan terhadap penyakit dan mengurangi tingkat kematian mendadak karena pengaruh lingkungan yang ekstrim. Pemakaian TANGGUH probiotik ini akan membantu meningkatkan efektofitas dari pupuk TON (Tambak Organik Nusantara), sehingga kondisi perairan menjadi seimbang dan nyaman untuk hidup ikan an udang
Sistem kerjanya adalah:
  1. Menguraikan senyawa-senyawa berbahaya di dasar kolam sebagai residu dari pakan yang tidak termakan, bangkai-bangkai ikan atau udang yang mati, pengendapan dari plangton yang mati, ganggang(klekap) dsb. Penguraian ini dapat bersifat aerob (bantuan kincir atau aerator) atau anaerob(tanpa oksigen/udara). Dari proses penguraian inilah kemudian dilepaskan CO2 yang kemudian ditangkap oleh phytoplangton untuk membantu proses potosintesa pada siang hari. Selain itu penguraian oleh mikrobia juga bisa menurunkan kadar amonia dan H2S (Hidrogen Sulfida) di dalam air yang sangat beracun terhadap udang atau ikan. Sehingga secara otomatis juga berpengaruh terhadap kestabilan ph air atau tanah dasar kolam. Kondisi ini menyebabkan ikan dan udang hidup dengan nyaman di dalam kolam/empang dan tidak mudah stress. 
  2.  Meningkatkan kemampuan ekosistem kolam untuk mengendapkan dan mengikat logam-logam berat di tambak atau kolam yang kebanyakan berasal dari residu pestisida, limbah pabrik. Dengan proses chelat dan pertukaran ion maka logam-logam berat akan dijerab dan diendapkan sehingga tidak akan masuk ke dalam tubuh ikan atau udang, sehingga sehat untuk dikonsumsi manusia. 
  3.   Membantu mempercepat pembentukan plankton yang menguntungkan baik zooplankton maupun Phytoplankton. Karena selain melepaskan CO2 dalam proses decomposisi, juga secara langsung membantu pemecahan mineral (mineralisasi) senyawa2 di dasar kolam. Selanjutnya mineral ini merupakan nutrisi untuk phytoplankton yang membentuk warna air menjadi hijau, hijau kecoklatan, kuning kehijauan, coklat, dan merah (warna yang menguntungkan kehidupan ikan dan udang. 
  4.  Beberapa bakteri Nitrat, phospat dan kalium dalam TANGGUH probiotik akan membantu ketersediaan ketiga unsur tersebut sehingga dalam sistem budidaya NASA sudah tidak diperlukan pupuk N (UREA), P (SP-36), dan K (KCL). 
  5. Mempertahankan kondisi  ekosistem air (AQUATIK) yang seimbang, sehingga parameter yang mendukung juga lebih setabil , seperti suhu / temperatur tidak mudah berubah-ubah baik kondisi hujan dan perubahan siang dan malam, PH lebih stabil di kisaran netral, oksigen terlarut (DO : Dissolve Oxygen) lebih terjaga ,kandungan gas beracun bisa tertekan (amonia, H2S) , dan siklus kematian plankton lebih panjang. 
  6.  Menekan berbagi macam penyakit dan patogen dalam air dan dasar kolam. Karena kemapuan mikrobia di dalam TANGGUH  Probiotik yang mampu mensekresikan senyawa-senyawa antimikrobia.

Yang perlu mendapat perhatian adalah, bahwa pemakain TANGGUH probiotik di air jangan sampai dicampur dengan pupuk kandang, Limbah-limbah pabrik dan sampah. Hal ini untuk menghinadari rekayasa lingkungan yang terlalu ekstrim di dalam kolam atau tambak, karena bahan-bahan di atas komposisinya belum bisa dipertanggung jawabkan.

TANGGUH probiotik sebelum dipakai langsung ke kolam bisa diaktivasi dengan bahan-bahan seperti Gula, dedak (bekatul), jus pisang, putih telur atau ragi (yeast). Pemberian bahan-bahan ini akan membantu aktivasi sel-sel dan spora yang dorman, dan menyiapkan makanan duluan sebelum dipekerjakan di kolam atau tambak. Tetapi jika dipakai langsung ke air sudah bisa memberikan pengaruh positif secara langsungjuga, karena begitu berinteraksi dengan nutrisi organik dasar kolam atau air akan bereaksi sama juga.

Catatan:
Daftar Pustaka tulisan tidak disebutkan, tetapi bisa dipertanggung jawabkan karena penulis meneliti langsung tentang manfaat bakteri-bakteri menguntungkan dalam menghasilkan senyawa-senyawa antimikrobia (khususnya bakteri asam laktat), dalam skripsi S1 di jurusan Mikrobiologi Fak. Pertanian UGM tahun 1996/1997.